Sahabat Itu Lebih Penting
Sasa dan rara adalah dua orang sahabat yang sejak SD sudah saling bersama. Mereka selalu bercerita satu sama lain tentang masalah mereka terutama masalah cowok.
Telepon bordering “kring..kring..kring..!!”. “hallo , kenapa sa ? Tanya rara sambil mengangkat telpon dari sasa.
“rara gw putus sama raka !!” sepatah kata keluar dari bibir sasa dengan nada sedih.
“rara gw putus sama raka !!” sepatah kata keluar dari bibir sasa dengan nada sedih.
“loh, kenapa ? emang kalian ada masalah ?” Tanya rara heran karena setau rara hubungan sahabatnya itu baik-baik saja.
“ya, begitulah. Tapi gw sudah ikhlasin dia kok”. “ ya syukur deh kalo gitu , lagian masih banyak kok cowok yang lebih baik dari pada dia jadi lo nyantai aja” ujar rara sambil menghibur hati sasa yang lagi sedih.
Setelah 5 bulan berlalu sasa pun mulai mengikhlaskan kepergian raka namun sebenarnya dia juga masih menyimpan rasa terhadap raka. Pagi hari handphone rara berdering tanda ada sms yang masuk. Lalu rara segera mengambil handphonenya untuk membaca sms yang masuk “ hey apa kabar lo ra ?” sepenggal kalimat dibacanya dari sms itu yang ternyata dari raka mantan sahabatnya. “kok tumben si raka sms gw” rara bergumam sendiri dalam hatinya. Lalu rara membalas sms raka “bla..bla..bla” panjang deh pokonya sms mereka sampai-sampai mereka tidak sadar kalau hari sudah menjelang siang tapi nampaknya mereka mulai terlihat akrab.
Keesokan harinya raka mengirim sms lagi ke rara dan sepertinya tanpa mereka sadari mereka terlihat semakin akrab hingga akhirnya raka meminta rara untuk mencarikan pacar untuk dia. “waduh, gw aja blm punya pacar masak sih lo mau minta cariin pacar sama gw” ujar rara. “biarin, pokoknya lo harus cariin pacar buat gw kalo nggak lo yang harus jadi pacar gw” ujar raka mengancam rara sambil tertawa terbahak-bahak karena membayangkan raut wajah rara yang pasti terkejut atas ucapannya tadi. “jadi ceritanya ngancem nih ?” ujar rara dengan nada lesu. “nah, itu lo tau” jawab raka yang semakin membuat rara tambah terkejut.
“dasar orang aneh, minta tolong tapi maksa emangnya gw apaan bisa dia suruh-suruh seenaknya saja” gerutu rara didalam kamarnya karena kesal atas ucapan si raka tadi.
Rara bingung harus nyariin pacar raka, lagian dia nggak mau kalau nanti dia yang harus jadi pacar raka. “nggak mungkin dong aku harus pacaran sama mantan sahabat gw !!” ujar rara dalam hatinya. Rara terus mencari calon untuk jadi pacar raka tetapi tetap saja tidak ketemu akhirnya rara memutuskan untuk menceritakan semua ini kepada sasa.
“kring..kring..kring” telpon sasa berbunyi dan sasa langsung mengangkatnya. “hallo sa, gw mau cerita nih sama lo tentang raka”. “emang kenapa dengan raka ?” ujar sasa ingin tahu. “masak sih dia mau minta cariin pacar sama gw, katanya kalau gw nggak bisa cariin pacar buat dia, gw yang jadi pacarnya bla..bla..bla” panjang lebar rara menceritakan semua tentang raka kepada sasa namun sasa hanya menanggapinya dengan santai entah itu karena dia tidak perduli lagi dengan raka atau dia merasa cemburu. Lalu sepatah kalimat keluar dar bibir sasa “kalian pacaran aja !!”. Rara heran dengan perkataan sasa mana mungkin dia bisa rela kalau raka jadian sama rara karena setahu rara, sasa itu masih mempunyai rasa kepada raka. “lo serius sa, apa lo nggak nyesel ngerelain mantan lo yang paling lo sayang buat gw”. “nggak kok, gw seneng kalau kalian jadian” ujar sasa meyakinkan rara.
ternyata tak lama kemudian rara dan raka pun jadian, namun hubungan mereka tidak berjalan dengan lancar seperti yang diinginkan. Teman-teman mereka menganggap rara “teman makan teman” hem.. julukan yang sangat tidak ingin didengar oleh rara. Rara merasa sedih karena ejekan mereka padanya dan dia lebih sedih lagi karena ternyata sasa lah salah satu dari teman-temannya yang menjulukinya sebagai “teman makan teman” dia mencoba tabah dan sabar tetapi lama-kelamaan dia bosan atas ejekan mereka padahal dalam benaknya dia tidak pernah mengambil pacar orang lain. Lagian dia pacaran dengan raka atas persetujuan dari sasa. Akhirnya dengan berat hati dia meminta raka untuk menjauhinya tanpa alasan yang jelas karena rara tidak ingin kalau raka tau apa yang sebenarnya terjadi kepadanya selama pacaran bersamanya “kenapa lo ngomong gitu ra, emang gw ada salah ? gw masih sayang banget sama lo !” ujar raka yang ingin tahu penyebab rara memintanya menjauhinya. “udah lah, lo turuti saja apa kata gw, ini yang terbaik buat kita” ujar rara. “bohong !! ini yang terbaik buat lo tapi nggak buat gw”. “yah terserah lo mau bilang apa, lo bakalan tau apa penyebab kita putus suatu hari nanti dan jika lo ada diposisi gw pasti lo bakalan lakuin yang sama kayak gw kok”.
akhirnya raka pun menerima keputusan rara dengan berat hati “maaf raka, gw lakuin ini demi lo dan sahabat gw karena gw tau kalo sasa masih sayang banget sama lo” ujar rara didepan cermin kamarnya sambil menangis.
“kring..kring..kring” telpon sasa berbunyi dan sasa langsung mengangkatnya. “hallo sa, gw mau cerita nih sama lo tentang raka”. “emang kenapa dengan raka ?” ujar sasa ingin tahu. “masak sih dia mau minta cariin pacar sama gw, katanya kalau gw nggak bisa cariin pacar buat dia, gw yang jadi pacarnya bla..bla..bla” panjang lebar rara menceritakan semua tentang raka kepada sasa namun sasa hanya menanggapinya dengan santai entah itu karena dia tidak perduli lagi dengan raka atau dia merasa cemburu. Lalu sepatah kalimat keluar dar bibir sasa “kalian pacaran aja !!”. Rara heran dengan perkataan sasa mana mungkin dia bisa rela kalau raka jadian sama rara karena setahu rara, sasa itu masih mempunyai rasa kepada raka. “lo serius sa, apa lo nggak nyesel ngerelain mantan lo yang paling lo sayang buat gw”. “nggak kok, gw seneng kalau kalian jadian” ujar sasa meyakinkan rara.
ternyata tak lama kemudian rara dan raka pun jadian, namun hubungan mereka tidak berjalan dengan lancar seperti yang diinginkan. Teman-teman mereka menganggap rara “teman makan teman” hem.. julukan yang sangat tidak ingin didengar oleh rara. Rara merasa sedih karena ejekan mereka padanya dan dia lebih sedih lagi karena ternyata sasa lah salah satu dari teman-temannya yang menjulukinya sebagai “teman makan teman” dia mencoba tabah dan sabar tetapi lama-kelamaan dia bosan atas ejekan mereka padahal dalam benaknya dia tidak pernah mengambil pacar orang lain. Lagian dia pacaran dengan raka atas persetujuan dari sasa. Akhirnya dengan berat hati dia meminta raka untuk menjauhinya tanpa alasan yang jelas karena rara tidak ingin kalau raka tau apa yang sebenarnya terjadi kepadanya selama pacaran bersamanya “kenapa lo ngomong gitu ra, emang gw ada salah ? gw masih sayang banget sama lo !” ujar raka yang ingin tahu penyebab rara memintanya menjauhinya. “udah lah, lo turuti saja apa kata gw, ini yang terbaik buat kita” ujar rara. “bohong !! ini yang terbaik buat lo tapi nggak buat gw”. “yah terserah lo mau bilang apa, lo bakalan tau apa penyebab kita putus suatu hari nanti dan jika lo ada diposisi gw pasti lo bakalan lakuin yang sama kayak gw kok”.
akhirnya raka pun menerima keputusan rara dengan berat hati “maaf raka, gw lakuin ini demi lo dan sahabat gw karena gw tau kalo sasa masih sayang banget sama lo” ujar rara didepan cermin kamarnya sambil menangis.
Rara mencoba untuk melupakan raka dan menjalani hidupnya seperti biasa. Walaupun sempat rara merasa kecewa dan marah kepada sahabatnya sasa, tetapi lama-kelamaan dia sudah bisa memaafkan sasa lagian dia lebih baik kehilangan pacar dari pada sahabatnya yang dari SD samapi SMA sudah saling bersama karena baginya mencari sahabat itu tidaklah mudah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar